UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

December 30, 2022 Kolom GuruKolom PendidikanMA SA Srati  No comments

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI BANGUN SEGIBANYAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
DI KELAS IV MI SULTAN AGUNG SRATI AYAH
KEBUMEN TAHUN 2021/2022

Oleh : Titin Suprihatin

ABSTRAK

Titin Suprihatin, Upaya Meningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Segi Banyak Melalui Penggunaan Metode Problem Based Learning di kelas IV MI Sultan Agung Srati Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen Tahun 2021/ 2022 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV MI Sultan Agung DSDrati Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen Tahun 2021 / 2022 LPTK IAIN Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Problem Based Leraning ( PBL ) dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui model Problem Based Leraning ( PBL ) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Segi Banyak . Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MI Sultan Agung Srati dengan subjek penelitian sebanyak 20 siswa. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setelah menggunakan Model Problem Based Leraning pada siklus I adalah 40 % , siklus II ini adalah 70 % dan siklus III adalah 95 % Maka dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI Sultan Agung Srati Kecamatan Ayak kabupaten Kebumen karena telah mencapai target ketuntasan yaitu 85 % % dari jumlah siswa dapat mencapai nilai 60 .

Kata Kunci : Hasil belajar,Matematika, model Problem Based Learning

PENDAHULUAN

Pendidikan  merupakan   upaya   terencana   dalam   mengembangkan  potensi peserta didik,  sehingga mereka memiliki sistem berfikir, nilai, moral, dan keyakinan yang  diwariskan  masyarakat  dan  mengembangkan  warisan  tersebut  ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatan­g. Pendidikan bukan hanya sekedar memindahkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada   para siswa.  Lebih   dari  itu  selain   melakukan  transfer  pengetahuan, pendidikan  memiliki  tugas  dan  tanggung jawab   membentuk karakter, sikap, pribadi   siswa   serta   menggali  dan   mengembangkan  potensinya.  Sehingga dikemudian  hari peserta didik  menjadi  manusia  yang  cerdas, kreatif, demokratif, mandiri, bertanggung jawab, beriman, bertakwa serta bermanfaat bagi pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.

Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru.

Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang mempunyai peran dan kedudukan sangat strategis dalam proses pendidikan dan pembangunan bangsa. Artinya tinggi rendahnya derajat kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh guru. Peran guru makin penting bagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana yang dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, dan bagi anak – anak kurang beruntung serta tinggal di lingkungan yang kurang menunjang bagi proses belajarnya. Keberadaan guru bahkan tidak tergantikan oleh siapapun atau apapun, termasuk teknologi canggih sekali

Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. Kegiatan pembelajaran akan berhasil baik, apabila guru dalam menyajikan materi menggunakan prosedur yang tepat, diantaranya metode yang tepat, alat peraga yang sesuai, bahasa pengantar yang menarik, sehingga motivasi dan minat anak akan bangkit. Dengan demikian pembelajaran tersebut memberikan makna dan kesan kepada peserta didik.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Matematika juga merupakan salah satu materi wajib yang diajarkan disekolah, kegunaan matematika dalam penerapan kehidupan menjadikan sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mampu mengajarkan matematika. Matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, alat dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari

Jenjang sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dalam komponen kurikulum dan silabus terdapat kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa yaitu materi tentang bangun segibanyak beraturan dan tidak beraturan.

Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap sulit, rumit dan membutuhkan pemikiran yang lebih. Sehingga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. selain factor ini ada beberapa factor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa tentang materi bangun segibanyak beraturan daan tidak beraturan pada kelas IV. Factor tersebut diantaranya adalah penggunaan media metode pembelajaran yang kurang efektif.

Khususnya di MI Sultan Agung Srati setelah dilakukan pembelajaran dan guru sudah menjelaskan materi tetapi masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah rata rata dan hanya beberapa anak saja yang mencapai nilai ketuntasan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran matematika sehari hari menunjukan bahwa siswa banyak yang terlihat pasif, interaksi antara guru dengan siswa masih sangat kurang karena dalam kegiatan pemnbelajaran guru lebih dominan menggunakan metode ceramah. sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil Obervasi dalam kegiatan pembelajaran matematika di MI Sultan Agung Srati kelas IV dapat dismpulkan latar belakang masalah yang di atas disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Masih rendahnya hasil pembelajaran  siswa pada mata pelajaran matematika pada materi bangun segibanyak beraturan dan tidak beraturan
  2. Kegiatan pembelajaran matematika yang masih cenderung berpusat kepada guru.
  3. Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan penggunaan model belajar Problem Based learning. Penggunaan model ini untuk mengembangkan kemapuan siswa dalam berpikir kritis, mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar, sehingga diharapkan dengan penggunaan metode atau model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukanoleh  Maulana Arafat Lubis  dan Nashran Azizan ( 2018 ) dalam Jurnal Penerapan Model Pemnbelajaran Problem Based Learning  pada Matematika menyatakan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran Matematika pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu model pembelajaran Problem Based Learnig (PBL)Keberhasilan pembelajaran Matematika ditentukan oleh bagaimana guru dalam merancang perencanaan proses pembelajaran, termasuk bagaimana cara guru memadukan berbagai macam metode-metode dan model-model maupun strategi-strategi dalam pembelajaran dan proses mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Hingga akhirnya proses pembelajaran tidak lagi monoton, membosankan serta tidak lagi hanya menekankan pada proses mengingat dan memahami saja. Sehubungan dengan mata pelajaran Matematika didominasi pada pemecahan masalah sehingga model problem based learning (PBL) cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran Matematika. PBL merupakan model pembelajaran pemecahan masalah yang dimana siswa dituntut untuk mampu memecahkan masalah tersebut secara kooperatif. Dengan model ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan berfokus pada “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Segibanyak Melalui Metode Pembelajaran Problem Based Learning   ( PBL ) di  Kelas IV MI Sultan Agung Srati Ayah Kebumen pada Tahun 2021/2022”.

LANDASAN TEORI

 Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar Siswa. Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester

Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa yunani mathem dan mathenem yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat dengan kata sansekerta medha atau widya yang berarti kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Berdasarkan etimologi kata matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Disisi lain matematika dipandang sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dan terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri

       Model Problem Based Learning

Pengertian Problem Based Learning

Pengertian Model Problem Based Learning Kehidupaan identik dengan menghadapai masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, dan demokratis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian Tindakan kelas PTK merupakan penelitian proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu; (1) perencanaan / planning, (2) pelaksanaan tindakan / action, (3) pengamatan / observation, (4) refleksi / reflection. Dari siklus ini diharapkan dapat diperoleh data yang dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian

  Subyek dan obyek penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MI Sultan Agung Srati. Pertimbangan peneliti memilih MI tersebut sebagai lokasi/setting penelitian, karena beberapa alasan di antaranya

Berdasar observasi awal, aktivitas belajar dan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran  matematika  kurang maksimal

Berdasar yang mengajar mata pelajaran matematika, masih menggunakan Model satu arah (ceramah) sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal.

Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Sultan Agung Srati yang berjumlah 20 Siswa dengan siswa perempuan 9 dan siswa laki – laki sebanyak 11.

Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dirancang dalam dua siklus yaitu siklus I, dan siklus IIdan III. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil 1 kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian siklus I

Pada siklus I ini masih ada 55%  siswa memperoleh nilai dibawah KKM pada mata pelajaran matematika materi bangun segi banyak  dan ketuntasan belajarnya hanya 40 %

Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

  1. Guru  belum  optimal dalam membimbing siswa/kelompok dalam pengumpulan data/menuliskan hasil diskusi,
    1. Kolaborasi dalam kegiatan diskusi antara anggota kelompok masih kurang dan cenderung pasif.
    1. Beberapa siswa sering membuat kegaduhan saat berdiskusi dan kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru.
    1. Pada siklus I ini masih ada 55 %  siswa memperoleh nilai dibawah KKM pada rata- rata nilai Matematika  yaitu 54,7  dan ketuntasan belajarnya hanya 40 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥85%.

Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II  pada siswa kelas IV MI Sultan Agung Srati  dilaksanakan pada tanggal 15 November 2021. Materi pada kegiatan mengajar siklus  II adalah materi bangun segi banyak.beraturan  Pelaksanaan siklus II  dilakukan dalam satu kali pertembuan, yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

Tabel 4.2.  Lembar hasil Belajar siswa siklus II

Dari tabel diatas dapat diketahui  bahwa nilai hasil belajar siswa pada Siklus II mengalami peningkatan. Dari 20  siswa ada 14 siswa. Yang sudah mencapai nilai di atas KKM  yaitu mencapai 70%. Namun masih ada 6  siswa yang masih belum tuntas sehingga masih harus dilakukan perbaikan agar mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%

Refleksi

Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah mulai terlihat aktif
  2. Siswa sudah mulai termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
  3. Dan pada hasil aktifitas siswa sudah mengalami peningkatan tapi masih perlu peningkatan pada aspek perhatian siswa dan keaktifan siswa.

Hasil Penelitian Siklus III

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan tanggal 22 November 2021 dengan memberikan tes kepada siswa diakhir siklus III. Dalam pelaksanaan siklus III kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Perencanaan

Tahap awal yaitu: Menyusun RPP,menyiapkan sarana pembelajaran,   Menyusun  lembar evaluasi dan observasi.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus III   pada siswa kelas IV MI Sultan Agung Srati  Materi pada kegiatan mengajar siklus  III adalah materi bangun segi banyak.tidak beraturan  Pelaksanaan siklus III  dilakukan dalam satu kali pertembuan, yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran Matematika materi bangun segi banyak  di siklus III terdapat peningkatan hasil belajar siswa      sebesar 20%, yang sebelumnya pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 70 %  menjadi 90 %.dari jumlah seluruh siswa kelas IV yang mencapai nilai ketuntasann ada 18 siswa sedangkan yang 2 siswa belum mampu untuk mencapai KKM .

Dalam  hal  ini pembelajaran pada siklus ke III sudah mampu menunjukkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan klasikal yakni 85%.

Refleksi

Tahap refleksi dilakukan setelah melewati tahap perencanaan, pelaksanaan Tindakan  dan observasi. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari observasi Guru, observasi siswa dan hasil belajar siswa pada siklus III sudah memenuhi indikator yang sudah ditetapkan, setelah mengamati  data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan                   pada siklus III, diketahui hasil Aktivitas Guru mencapai 90 %, Aktivitas Siswa aspek keaktifan mencapai 90 % , aspek perhatian siswa mencapai 93,3 % dan pemahaman  materi mencapai 90 % serta hasil belajar siswa sudah mencapai kategori baik sekali  yaitu 93%, dengan demikian maka Pelaksanan  tindakan penelitian cukup dilakukan sampai siklus ke III.

Hasil observasi Hasil Belajar Siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika materi bangun segi banyak  pada siklus I diperoleh presentase ketuntasan sebesar 40% dengan total 8 siswa yang mampu mencapai Kritera Ketuntasan Minimal (KKM), dan 11 siswa belum mampu mencapai Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM )  . Pada siklus II diperoleh presentase ketuntasan  belajar sebesar 70 % dari jumlah siswa 20 ada 14 siswa yang mampu mencapai KKM dan dinyatan tuntas dan 6 siswa belum dinyatakan tuntas karena belum mampu mencapai ambang nilai ketuntasan belajar yaitu nilai 60. Dan pada siklus III diperoleh presentase ketuntasan sebesar 90  % dari jumlah siswa 20 , 18  orang siswa yang dinyatakan tuntas dan 2 siswa lainnya belum bisa dinyatakan tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 50 %. Dan dengan hasil peningkatan hasil belajar siswa sudah menunjukan ketercapaian indicator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal ≥ 85 %.

 

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi bangun segi banyak Hal ini ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar pada setiap siklus.

Terbukti dari hasil belajar Pada siklus I ketuntasan klasikal 40 %  dan pada siklus ke II meningkat menjadi 70 % dan siklus ke III meningkat menjadi 90 %. Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui kenaikan hasil belajar matematika materi bangun segi banyak di MI Sultan Agung Srati kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen mengalami peningkatan sebesar 50 %.

Selain itu penggunaan model pembelajaran Problem Based learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan melatih siswa untguk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi dan pembahasan penelitian  tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa :

Melalui metode Problem based learning  dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika  pada materi bangun segi banyak. Hasil penelitian ketuntasan belajar siklus 1 40 % ,siklus II 70 % dan siklus III 90 % terjadi peningkatan sebesar 50 %.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa kedepannya maka peneliti memberikan beberapa saran:

  • Guru sebaiknya  dalam melaksanakan kegiatan  pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga proses pembelajaran lebih menarik  dan siswa dapat berperan aktif dalam  proses  pembelajaran,
  • Guru diharapkan mampu memahami karakteristik setiap siswa sehingga dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dan guru mampu memberikan solusi dari masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Leave a reply

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>